Gorengan Anti Katolik Tentang Elizabeth Gaunt

Hoax Anti Katolik Elizabeth Gaunt
Hoax Anti Katolik Elizabeth Gaunt.

Beberapa waktu lalu, sebuah gambar yang cukup provokatif itu muncul di lini masa facebook dan membuat saya tergerak untuk melakukan studi terkait berita berupa gambar tersebut. Isu klasik dari oknum komunitas gerejawi Protestan kepada Kekatolikan. Alangkah baiknya kita mengetahui latar belakang dan situsai kerajaan Inggris terlebih dahulu sebelum kita sampai pada pembahasan Elizabeth Gaunt.

Pada tahun 1520, ide-ide baru Martin Luther diperkenalkan dan diperdebatkan di Inggris, tetapi kaum Protestan merupakan agama minoritas saat itu dan merupakan sekte bidat sesat menurut hukum kerajaan. Reformasi Inggris dimulai lebih sebagai peristiwa politik daripada perselisihan teologis. Pada tahun 1527, Henry VIII meminta agar pernikahannya dibatalkan, tetapi Paus Klemens VII menolak karena hukum gereja mengenai pernikahan yang diajarkan oleh Yesus adalah sekali, kekal dan tak tergantikan. Sebagai balasannya, Parlemen Reformasi (1529-1536) mengesahkan undang-undang yang menghapuskan otoritas kepausan di Inggris dan menyatakan Henry sebagai kepala Gereja Inggris. 

Otoritas terakhir dalam perselisihan doktrinal sekarang berada di tangan raja. Meskipun ia sendiri adalah seorang tradisionalis religius, Henry mengandalkan kaum Protestan untuk mendukung nafsunya dan agama resmi Inggris bukan Katolik lagi melainkan “Kristen Anglikan”. Melangkah lebih lanjut, 1660 setelah Restorasi monarki di bawah Charles II, beberapa anggota Parlemen, mantan republikan dan bagian dari populasi Protestan Inggris memiliki kekhawatiran bahwa hubungan Raja dengan Prancis di bawah Louis XIV dan penguasa Katolik lainnya di Eropa terlalu dekat. Sentimen anti-Katolik, yang mengaitkan Katolik Roma dengan absolutisme monarki Inggris tersebar luas, dan mengerucut pada suksesi takhta Inggris.

Sementara Charles secara terbuka menyatakan sebagai pemeluk Kristen Anglikan, dia dan saudaranya diketahui bersimpati pada Katolik. Kecurigaan ini terkonfirmasi pada tahun 1673 ketika James telah pindah ke Katolik Roma. Antara tahun 1678-1681, sebuah manuskrip konspirasi fiktif dibuat oleh Titus Oates dan Israel Tonge, seorang pendeta anti-Katolik yang fanatik (masyarakat umum menganggap dia gila). Manuskrip itu dikenal “The Popish (Pope/Paus) Plot”, yang menyatakan bahwa otoritas Gereja Katolik menyetujui pembunuhan Charles II dan melibatkan 541 Yesuit dan beberapa bangsawan Katolik di Inggris untuk melaksanakan tugas itu. Naskah manuskrip itu sengaja dibuat dan dihembuskan untuk membuat keadaan kerajaan Inggris dan Skotlandia dalam histeria anti-Katolik. Aksi hoax tersebut berhasil sehingga menimbulkan banyak korban diantaranya:
  1. Mengusir semua umat Katolik dari radius 20 mil (32 km) di sekitar London, yang diberikan Charles pada 30 Oktober 1678.
  2. William Staley, seorang bankir Katolik muda dieksekusi mati hanya karena mabuk dan membuat ancaman terhadap Raja.
  3. Pada tahun 20 Juni 1679 5 orang biarawan Jesuit (serikat Yesus) dihukum gantung di Tyburn. Mereka adalah Thomas White alias Thomas Whitebread, John Fenwick, William Harcourt alias William Harrison, John Gavan, dan Anthony Turner.
  4. 5 bangsawan Katolik yang telah dikecam oleh Oates dipenjara di Menara London pada tahun 1678 dan salah satunya, Stafford, dieksekusi mati pada 29 Desember 1680.
  5. Elizabeth Cellier, seorang bidan Katolik, yang diadili pada tahun 1679 tetapi akhirnya dibebaskan.
  6. 11 orang Katolik lainnya dihukum mati.
  7. Mengakibatkan munculnya Rancangan Undang-Undang Pengecualian.
5 Imam Yesuit Dihukum Gantung
5 Imam Yesuit Dihukum Gantung.

RUU Pengecualian diperkenalkan di House of Commons oleh para oposisi (lebih dikenal sebagai faksi Whig Protestan), yang akan mengecualikan James dari suksesi kerajaan dikarenakan beragama Katolik. Sayangnya Charles mengungguli lawan-lawannya dan membubarkan Parlemen Oxford. Hal ini membuat lawan-lawannya tidak memiliki metode yang sah untuk mencegah suksesi James. Setelah gagal dengan Rencana Undang-Undang Pengecualian, faksi Whig membuat rencana lain yang dikenal Rye House Plot. Kelompok ini mengetahui bahwa Raja secara teratur melakukan perjalanan ke Newmarket untuk pacuan kuda, jadi, sebuah plot dibentuk untuk menyergapnya saat kembali.

Para pembunuh akan menunggu di jalur sempit untuk menyerang dan kematian Charles dan James akan membantu memicu pemberontakan. Sayangnya, setelah kebakaran di Newmarket balapan dibatalkan dan Raja kembali lebih awal dari yang diantisipasi. Rencana itu harus ditinggalkan. Namun berita tentang plot bocor dan plot ini digunakan sebagai kesempatan bagi pemerintah untuk menangkap beberapa pemimpin Whig, termasuk Lord William Russell dan Algernon Sidney. Lord Melville, Lord Leven, dan Lord Shaftesbury berhasil melarikan diri ke Belanda. Secara total dua belas orang dieksekusi, beberapa melarikan diri menyelamatkan nyawa mereka masing-masing dan sepuluh orang dipenjara. Di antara mereka yang dieksekusi adalah Russell dan Sidney, serta Elizabeth Gaunt, yang membantu salah satu peserta plot, James Burton yang hendak melarikan diri ke Amsterdam. Ketika Burton ditangkap dia mengorbankan Elizabeth dan menyebut dia sebagai kaki tangan dengan sebagai ganti imbalan pengampunan atas diri Burton.

Akibat Isu Hoax Popish Plot
Akibat Isu Hoax Popish Plot.

Elizabeth dijatuhi hukuman mati karena pengkhianatan dan dieksekusi dengan cara dibakar. Dia adalah wanita terakhir yang dieksekusi karena kejahatan politik di Inggris. Setelah itu Charles memerintahkan Popish Plot untuk diuji dan diadakan penyelidikan mendalam. Walaupun terlambat sehingga memakan korban yang banyak serta kerusakan dalam pemerintahan Inggris terutama tertanamnya anti-Katolik bahkan hingga sampai sekarang, hasil dari penyelidikan tersebut tidak dapat membuktikan bahwa otoritas Katolik melakukan rencana pembunuhan Raja sehingga Titus Oates dan Israel Tonge dihukum mati.  

Pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah betapa mengerikannya efek yang ditimbulkan dari berita palsu atau hoax yang disebarkan bahkan berbekas sampai sekarang, sehingga jangan pernah kita menyebarkan atau bahkan menciptakan berita palsu. Teliti dan “uji” dahulu sebelum membaginya.

T Shirt/Kaos Rohani
Kristen Katolik - Salt

T Shirt/Kaos Rohani Kristen Katolik - Salt

T Shirt/Kaos Rohani
Kristen Katolik - Light

T Shirt/Kaos Rohani Kristen Katolik - Light


download ebook pdf gratissiaran podcast

SIARAN PODCAST!

Postingan Populer