Tanduk Musa Karya Michelangelo: Simbol, Kontroversi, dan Kebenaran Alkitabiah
Patung Musa karya Michelangelo di Gereja San Pietro in Vincoli, Roma, merupakan salah satu mahakarya Renaissance yang paling terkenal. Salah satu ciri paling mencolok dari patung ini adalah dua tanduk di kepala Musa, yang telah memicu perdebatan selama berabad-abad.
Apakah Michelangelo salah menafsirkan Alkitab, atau justru mengikuti teks Vulgata yang diterjemahkan oleh Santo Hieronimus? Mari kita telusuri fakta yang sesungguhnya.
Namun, kata Ibrani qaran memiliki makna ganda:
Tanduk Musa adalah simbol mezbah hidup, cahaya, kuasa, dan perlindungan Allah.
Alkitab Katolik Deuterokanonika untuk Mimbar
Apakah Michelangelo salah menafsirkan Alkitab, atau justru mengikuti teks Vulgata yang diterjemahkan oleh Santo Hieronimus? Mari kita telusuri fakta yang sesungguhnya.
Bukan hanya Michelangelo yang menjadi sasaran kritik. Santo Hieronimus (c. 347–420 M) juga dituduh keliru menerjemahkan Alkitab Latin (Vulgata). Banyak pihak berasumsi Michelangelo sekadar menyalin kesalahan terjemahan tersebut ketika memahat Musa “bertanduk”.
- Literal: tanduk
- Metaforis: bersinar, simbol kekuatan atau kemuliaan Allah
Artinya, Michelangelo tidak sembarangan. Ia menafsirkan tradisi Alkitabiah dan liturgi dengan kebebasan artistik, bukan sekadar mengikuti teks Latin tanpa refleksi.
Tanduk dalam Alkitab: Lebih dari Ornamen
Alkitab sering menggunakan tanduk sebagai simbol kuasa, kemuliaan, dan perlindungan Allah. Berikut beberapa referensi penting:- Habakuk 3:4 (Vulgata)
"Gloria eius sicut lux; cornu de latere eius"
Kecemerlangannya seperti terang; dari sisinya terpancar tanduk. - Keluaran 27:2
Mezbah harus memiliki empat tanduk di sudut-sudutnya, simbol kehadiran Allah. - Imamat 4:7,18
Imam mengoleskan darah pada tanduk mezbah dalam upacara pengudusan. - 1 Raja-raja 1:50
Adonia berpegang pada tanduk mezbah untuk mencari perlindungan. - Yeremia 17:1 & Amos 3:14
Tanduk mezbah sebagai tanda hadirat Allah di tengah umat. - Wahyu 9:13
Suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas di hadapan Allah.
![]() |
| Adonia |
Dengan demikian, wajah Musa yang “bertanduk” dapat dipahami sebagai mezbah hidup, memancarkan hadirat Tuhan, bukan sekadar kesalahan terjemahan.
Michelangelo dan Kebebasan Artistik
Michelangelo memahami bahwa tidak mungkin memahat cahaya dari marmer Carrara. Oleh karena itu, ia memilih bentuk tanduk non-hewan, unik, dan simbolis, yang mencerminkan:- Kemuliaan dan kuasa Tuhan
- Hadirat ilahi di wajah Musa
- Loh Sepuluh Perintah
![]() |
| Mezbah |
Patung ini adalah perpaduan seni dan teologi, bukan sekadar ilustrasi literal.
Michelangelo tidak keliru; ia menggunakan kebebasan artistik untuk menghidupkan simbolisme Alkitab. Santo Hieronimus tidak keliru; Vulgata tetap setia pada teks Ibrani dan tradisi liturgi.Tanduk Musa adalah simbol mezbah hidup, cahaya, kuasa, dan perlindungan Allah.
Daftar Sumber
- Alkitab Latin Vulgata, diterjemahkan oleh Santo Hieronimus, 383–405 M.
- Kitab Keluaran 27:2; 34:29–30; Imamat 4:7,18; 1 Raja-raja 1:50; Yeremia 17:1; Amos 3:14; Habakuk 3:4; Wahyu 9:13, versi Vulgata.
- Taylor Marshall, The Glory of Michelangelo’s Moses, New Saint Thomas Institute.
- Brown, F., Driver, S. R., & Briggs, C. A., Hebrew and English Lexicon of the Old Testament.
- H. W. Janson, History of Art, 6th Edition.
- Catatan Gerejawi: Nihil Obstat dan Imprimatur, [Institut Keuskupan Katolik].










Komentar
Posting Komentar